Dari Masa ke Masa: Sejarah Perkembangan Teknologi Keuangan di Indonesia
Perkembangan teknologi keuangan di Indonesia turut berkontribusi dalam memodernisasi industri perbankan. Menurut Adrian Gunadi, CEO Investree, teknologi keuangan atau fintech mulai berkembang di Indonesia sekitar tahun 2015. "Lahir dari kebutuhan untuk memberikan akses layanan finansial kepada masyarakat yang belum terjangkau," kata Gunadi.
Tak bisa dipungkiri, teknologi memang memainkan peran penting dalam mengubah wajah industri finansial. Mulai dari kemunculan ATM dan mobile banking, hingga digital payment dan peer-to-peer lending. Keberadaan fintech ini membantu masyarakat Indonesia, terutama yang berada di daerah terpencil, untuk dapat menikmati layanan finansial dengan mudah dan cepat.
Evolusi teknologi pun melahirkan konsep perbankan digital. Di Indonesia, perbankan digital mulai marak sekitar tahun 2017. Bertujuan untuk meningkatkan inklusi keuangan, perbankan digital semakin memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi finansial.
Selanjutnya, Masa Depan dan Tantangan Perbankan Digital di Indonesia
Masa depan perbankan digital di Indonesia tampak cerah. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada tahun 2020, jumlah pengguna layanan digital banking di Indonesia mencapai 196,7 juta pengguna. Angka ini meningkat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 133,7 juta pengguna.
Namun, perkembangan perbankan digital ini bukan tanpa tantangan. Bagus Nugroho, CEO Xendit, menyebutkan bahwa tantangan terbesar adalah terkait edukasi dan regulasi. "Penting untuk mengedukasi masyarakat agar tidak mudah percaya dengan penipuan online," ujar Nugroho. Selain itu, regulasi yang belum matang juga menjadi hambatan dalam perkembangan perbankan digital.
Peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk mengatur dan melindungi konsumen dari risiko penipuan. Selain itu, pemerintah juga harus mampu menciptakan regulasi yang dapat mendorong perkembangan industri ini, bukan malah menjadi penghambat.
Meski demikian, masyarakat diharapkan dapat lebih bijak dalam menggunakan layanan perbankan digital. Salah satunya dengan selalu memastikan keamanan dan kredibilitas platform yang digunakan. Jangan tergiur dengan penawaran yang terlalu baik untuk menjadi kenyataan.
Dalam hal ini, peran edukasi digital sangat penting. Peningkatan literasi digital akan membantu masyarakat memahami dan memanfaatkan layanan perbankan digital dengan baik dan aman.
Nugroho menambahkan, "Dengan semakin banyaknya masyarakat yang melek digital, diharapkan perbankan digital dapat terus berkembang dan berkontribusi dalam peningkatan inklusi keuangan di Indonesia."