Artikel Perkembangan Kecerdasan Buatan dan Dampaknya terhadap Kehidupan Sehari-hari ditulis oleh Agung Laksmana, Ph.D, Profesor Manajemen Informasi di University of California, Berkeley.
Periode 1980-1990 merupakan titik kritis dalam pengembangan AI. Periode ini menyaksikan perkembangan dua aliran penting di bidang ini: satu berdasarkan metode rekursif, dan yang lainnya bergantung pada metode evolusi. Pendekatan pertama memanfaatkan pengalaman pembelajaran manusia, dan menggunakannya untuk merancang sistem pakar yang dapat memecahkan masalah tertentu. Bahkan, upaya besar dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat untuk mengembangkan sistem ini. Pemerintah Jepang saat itu juga menginvestasikan sejumlah besar uang untuk penelitian sistem pakar dan AI.
Pada aliran terakhir, langkah kunci diambil oleh John Hopfield dan David Rumelhart dalam mengembangkan metodologi untuk pembelajaran mesin. Metode ini memungkinkan komputer untuk belajar dari pengalaman mereka sendiri, dan memungkinkan pengembangan AI yang dapat melakukan tugas-tugas seperti pengenalan pola, analisis data, perencanaan, perhitungan logis, dan pengambilan keputusan.
Contoh pertama dari hal ini adalah Deep Blue, sebuah program komputer yang dirancang untuk bermain catur. Program tersebut mampu mengalahkan juara dunia saat itu, Grand Master Gary Kasparov. Pengembangan AI telah memiliki banyak implikasi bagi masyarakat, dan penting untuk menyadari masalah-masalah ini. Salah satu implikasi potensial adalah risiko terhadap keamanan, terutama ketika sistem AI digunakan untuk mengendalikan sistem yang penting atau sensitif. Yang lainnya adalah implikasi sosial atau etika, seperti ketika sistem membuat keputusan yang memengaruhi orang.